KESULITAN
SISWA DALAM MEMBEDAKAN SOAL PERMUTASI DAN KOMBINASI
Dalam
proses belajar mengajar di sekolah, baik Sekolah dasar, Sekolah Menengah,
maupun perguruan tinggi sering kali ada dijumpai beberapa siswa/mahasiswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini terutama mengenai materi
permutasi dan kombinasi. Dengan demikian masalah kesulitan dalam belajar itu
sudah merupakan problema umum yang khas dalam proses pembelajaran. Berhubungan
dengan pelajaran matematika, siswa yang mengalami kesulitan belajar antara lain
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.
Siswa tidak
biasa menangkap konsep dengan benar.
Siswa belum
sampai ke proses abstraksi dan masih dalam dunia konkrit. Dia belum sampai ke
pemahaman, yang hanya tahu contoh-contoh tetapi tidak dapat mendiskripsikannya
2.
Siswa tidak
mengerti arti lambang-lambang.
Siswa hanya
menuliskan/mengucapkan tanpa dapat menggunakannya. Akibatnya, semua kalimat
matematika menjadi tidak berarti baginya.
3.
Siswa tidak
dapat memahami asal usul suatu prinsip.
Siswa tahu apa
rumusnya dan menggunakannya, tetapi tidak mengetahui dimana atau dalam konteks
apa prinsip itu digunakan.
4.
Siswa tidak
lancar menggunakan operasi dan prosedur.
Ketidaksamaan menggunakan operasi dan prosedur terdahulu berpengaruh kepada pemahaman prosedur lainnya.
Ketidaksamaan menggunakan operasi dan prosedur terdahulu berpengaruh kepada pemahaman prosedur lainnya.
5.
Ketidaklengkapan
pengetahuan
Ketidaklengkapan
pengetahuan akan menghambat kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
matematika, sementara itu pelajaran terus berlanjut secara berjenjang.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai
kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada materi kombinasi dan permutasi. Dimana,
permutasi dan kombinasi adalah bagian dari kaidah pencacahan, yaitu cara
menentukan seluruh kejadian yang akan terjadi dari setiap peristiwa. Dalam
proses pemahamannya siswa sulit membedakan antara kejadian yang digolongkan
sebagai permutasi dan kejadian yang harus dicari dengan rumus kombinasi, sehingga
dalam proses pembelajaran dipelukan suatu pendekatan yang bisa meningkatkan
pemahaman siswa tentang permutasi dan kombinasi.
1.
Permasalahan dalam materi permutasi
dan kombinasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi
masalah pengaturan suatu obyek yang terdiri dari beberapa unsur, baik yang
disusun dengan mempertimbangkan urutan sesuai dengan posisi yang diinginkan
maupun yang tidak. Misalnya menyusun kepanitiaan yang terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara dimana urutan untuk posisi tersebut dipertimbangkan
atau memilih beberapa orang untuk mewakili sekelompok orang dalam mengikuti
suatu kegiatan yang dalam hal ini urutan tidak menjadi pertimbangan. Dalam
matematika, penyusunan obyek yang terdiri dari beberapa unsur dengan mempertimbangkan
urutan disebut dengan permutasi, sedangkan yang tidak mempertimbangkan urutan
disebut dengan kombinasi.
Matematika sangat penting
dalam kehidupan manusia seperti halnya permutasi dan kombinasi yang merupakan bagian dari ilmu peluang.
Misalnya untuk mengetahui banyaknya kemungkinan kejadian jika dalam sebuah
kelas yang terdiri dari 30 siswa akan dipilih pengurus kelas terbaik yang
terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara dan sekertaris. Dengan menggunakan metode
aturan pengisian tempat, tentunya kita dihadapkan dengan masalah yang hanya
memerlukan informasi banyaknya cara suatu kejadian dapat berlangsung, bukan
daftar kemungknan-kemungkinan yang bisa terjadi.
Dalam kasus inilah diperlukan
metode atau kaidah-kaidah lebih ringkas yaitu konsep permutasi dan kombinasi
sehingga kita tetap sampai pada tujuan. Penerapan permutasi dan kombinasi, peserta didik terlebih dahulu harus mengetahui kaidah-kaidah yang ada dalam ilmu
hitung peluang lainya. Siswa harus terlebih dahulu memahami kaidah faktorial dan aturan perkalian yang menjadi dasar utama dalam
menghitung banyaknya suatu kejadian menggunakan metode permutasi
dan kombinasi. Selain itu peserta didik juga dituntut untuk membedakan konsep
permutasi dan kombinasi.
Peserta
didik harus bisa memahami inti masalah dari setiap permasalahn terkait
konsep permutasi dan kombinasi. Akan tetapi kenyataan dilapangan justru terjadi
sebaliknya, peserta didik tidak memahami inti masalah dari soal-soal yang
diberikan terkait konsep permutasi dan kombinasi akibatnya perserta didik
salah mengaplikasikan konsep kombinasi kedalam konsep permutasi atau
sebaliknya.
Hal ini dimungkinkan karena penyajian materi yang
masih cenderung standar dan kurang inovatif dalam menyelesaikan soal-soal pada
materi permutasi dan kombinasi. Sebagai gambaran jika diberikan soal cerita
berikut:
Empat pasang
suami istri membeli tiket untuk suatu
pertunjukan. Mereka ingin mengambil nomor duduk secara berjajar.
Jika mereka harus duduk dengan aturan dua orang akan berdekatan
hanya jika keduanya adalah pasangan suami istri atau berjenis kelamin
sama , ada berapa banyak susunan tempat duduk yang mungkin dibentuk?
Masalah tersebut merupakan masalah terbuka, artinya
cara pemecahan masalah tersebut dapat dipecahkan melalui berbagai cara. Siswa diberikan
kebebasan dalam menemukan ide dalam menyelesaikannya, sehingga kegiatan kreatif
dan pola pikir siswa dapat berkembang dengan maksimal. Untuk menyelesaikan
soal-soal cerita seperti itu biasanya siswa kurang bersemangat dan tidak mau
berusaha keras untuk memahami soal itu, padahal memahami masalah merupakan
langkah awal dalam memecahkan masalah tersebut.
Selanjutnya siswa akan dapat menyelesaikan soal
cerita tersebut dengan benar, jika siswa telah dapat membedakan masalah
tersebut tergolong masalah permutasi atau kombinasi. Jika siswa salah dalam
menggolongkan masalah yang ada, maka langkah penyelesaiannya dipastikan akan
salah.
Untuk permasalahan soal cerita di atas sebagian
besar siswa salah dalam menyelesaikannya, sebagian siswa ada yang
menyelesaikannya dengan menggunakan rumus akhir permutasi 4 unsur dari 4 unsur
yaitu P(4,4), sebagian lagi menyelesaikannya dengan rumus P(4,4) x P(4,4),
sebagian lagi menyelesaikannya dengan rumus 8! dan sebagian lagi menyelesaikannya
dengan rumus 2.P(4,4). Kesalahan-kesalahan di atas terjadi di antaranya karena
: siswa tidak memahami masalah dengan benar, siswa tidak bisa
mengklasifikasikan masalah dengan tepat, siswa tidak bisa mengkombinasikan
beberapa kejadian yang muncul, dan juga karena siswa tidak bisa mengaitkan
beberapa konsep secara simultan dalam memecahkan masalah tersebut.
Soal cerita permutasi dan kombinasi bersifat
terbuka. Siswa seringkali salah dalam mengerjakannya karena salah dalam
menafsirkan soal. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pembelajaran yang tepat
yaitu pembelajaran terbuka yang memberikan kesempatan dan kebebasan bagi siswa
untuk menggunakan caranya masing-masing dalam menyelesaikan soal tersebut. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pendekatan atau strategi pembelajaran
yang akan memberikan kesempatan siswa menemukan idenya untuk memecahkan masalah
dengan benar. Dalam pembelajaran matematika tugas seorang guru sebagai pendidik
adalah menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang dapat membangkitkan
semangat belajar siswa, sehingga siswa mencintai matematika. Penekanan
pembelajaran matematika di sekolah harus relevan dengan kehidupan sehari-hari,
agar pelajaran matematika yang diperoleh akan terasa manfaatnya. Dengan
demikian siswa dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini akan berdampak positif dalam menciptakan sumber daya manusia yang
bermutu.
Sehubungan dengan pentingnya peranan matematika,
maka sudah seharusnya proses pembelajaran matematika ditangani lebih serius.
Pendidik perlu mempersiapkan suatu model, pendekatan atau pun strategi
pembelajaran yang terprogram agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang baik. Untuk dapat memecahkan masalah di atas, diharapkan guru sebagai pendidik
berusaha untuk dapat memilih model, pendekatan atau pun strategi pembelajaran
yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa, serta pendidik
harus berusaha menanamkan kepada siswa bahwa pelajaran matematika dapat
meningkatkan penalaran, membentuk kepribadian serta dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2.
Solusi Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Permutasi dan
Kombinasi
Dari
uraian diatas, maka solusi yang kami tawarkan yaitu menggunakan metode open ended. Metode ini adalah metode
dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk dapat menyelesaikan kesulitan
yang dihadapinya dengan caranya sendiri atau dengan kreatifitasnya dalam
berpikir matematis. Sebenarnya banyak metode yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan permasalah seperti diatas. Akan tetapi, kami memilih metode open ended, dengan asumsi bahwa dengan
penggunaan metode ini, akan membiarkan siswanya untuk dapat berpikir kritis dan
kreatif. Dan juga setiap siswa hanya mampu beradaptasi dengan cara dan gaya
belajarnya sendiri. Dan jika dipaksakan untuk mengikuti gaya belajar lain yang
mungkin dianggap sulit olehnya, makan dampaknya juga akan buruk.
Pembelajaran open-ended adalah salah
satu alternatif pembelajaran matematika
dalam rangka mengoptimalkan kemampuan berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan soal
cerita materi Permutasi dan Kombinasi melalui
kegiatan
aktif, kreatif dan kemampuan berpikir yang sistematis serta terorganisir. Hal ini disebabkan
karena pada dasarnya pendekatan Open-ended
bertujuan
untuk mengangkat kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Jawaban akhir
bukanlah suatu tujuan utama dalam pembelajaran
open-ended,
tetapi lebih menekankan pada bagaimana sampai pada suatu jawaban, sehingga pembelajaran open-ended
memberikan kebebasan dalam
menggunakan
strategi dan cara dalam memecahkan suatu masalah. Pembelajaran ini memberikan kebebasan pada siswa
untuk mengekspresikan ide-idenya
sehingga
kegiatan kreatif dan kemampuan berpikir siswa dapat berkembang dengan maksimal. Jika kemampuan
berpikir matematis siswa dapat maksimal
maka
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah akan meningkat sehingga prestasi belajar matematika siswa
pun dapat meningkat pula.
Pada pembelajaran ini siswa difokuskan untuk
mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan kreatifitasnya masing-masing. Sedangkan untuk menilai pemahaman
dan prestasi belajar matematika siswa
pada
materi permutasi dan kombinasi digunakan tugas dan kuis pada tiap akhir siklus. Tugas berisi soal-soal yang
harus dikerjakan oleh siswa secara individual di
luar
jam pembelajaran. Sedangkan kuis dikerjakan di kelas secara individual.
Pembelajaran open-ended dan pelaksanaan
penelitiannya mengacu kepadan prinsip-prinsip tindakan kelas, dimana
masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan,
yaitu :
(1) Perencanaan,
(2) Pelaksanaan
tindakan,
(3) Observasi
dan interpretasi,
(4) Analisis
Dalam pembelajaran ini ada 3 siklus yang
sangat membantu melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dalan soal cerita
permutasi dan kombinasi yaitu:
1. Siklus
I memberikan pengantar yang berhubungan dengan permutasi dan kombinasi
2. Siklus
II menggunakan modul II tentang permutasi
3. Siklus
III menggunakan modul III tentang kombinasi.
Contoh soal permutasi:
Berapa banyak permutasi
dari huruf ABC ?
Terdapat 6 permutasi
dari huruf ABC.
Alasan
: dalam permutasi terdapat teorema Terdapat n! permutasi dari n unsur yang
berbeda. Maka dari itu penyelesaian contoh soal diatas adalah
3!
= 3 × 2 × 1 = 6
Contoh soal kombinasi
Berapa
banyak kombinasi dari huruf ABC ?
Hanya
terdapat 1 kombinasi dari huruf ABC
Dari
contoh diatas dapat disimpulkan mengenai perbedaan permutasi dan kombinasi. Permutasi
adalah kumpulan data atau objek yang diambil dengan memperhatikan urutan
sedangkan kombinasi adalah kumpulan data atau objek yang diambil tanpa
memperhatikan urutan.
Pada
metode open ended ini, siswa diberi
kebebasan untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam materi matematika
sesuai dengan kreatifitasnya dalam berpikir matematis. Dalam hal ini bisa
berarti menanamkan pemahaman konsep dengan mantap, melalui game atau permainan,
dan sebagainya.
Annisa. 2010. Desain
riset meningkatkan pemahaman siswa dalam materi permutasi dan kombinasi dengan
menggunakan pendekatan PMRI. (Online). Tersedia:
https://annisahspd.wordpress.com/2010/07/18/desain-riset-meningkatkan-pemahaman-siswa-dalam-materi-permutasi-dan-kombinasi-dengan-menggunakan-pendekatan-pmri/
(Diakses tanggal 8 maret 2015)
Anonim. 2011. LPPM Pemakalah. (Online). Tersedia:
http://lppm.uns.ac.id/kinerja/files/pemakalah/lppm-pemakalah-2011-12122013164927.pdf (Diakses
tanggal 9 maret 2015)
Anonim. Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi
Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. (Online). Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/250660761/Pembelajaran-Konsep-Permutasi-dan-Kombinasi-Dengan-Menggunakan-Strategi-Pembelajaran-Berbasis-Masalah-SPBM#scribd
(Diakses tanggal 9 maret 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar